Rabu, 05 Juni 2013

Siapa sanggup kuasai VIVA?

Gedung Bakrie.
Isu mengenai penjualan saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mencuat seiring kabar makin besarnya utang induk usahanya yakni Bakrie and Brothers. VIVA masuk daftar aset Bakrie yang akan dilego untuk melunasi utang induk usaha.

Beberapa bulan lalu, Direktur Utama & CEO BNBR Bobby Gafur Umar tidak memasukkan VIVA dalam perusahaan Bakrie yang prospeknya cerah tahun ini. Saat itu, Gafur hanya menyebut dua anak usaha BNBR yang prospeknya cerah tahun ini yakni PT Bakrie Building Industries (BBI) dan PT Bakrie Tosanjaya (BTJ).

Penjualan saham VIVA pun ramai dibicarakan. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan siapa yang memiliki peluang paling besar menguasai perusahaan media milik Aburizal Bakrie tersebut.

Keluarga Bakrie disebut-sebut akan menjual perusahaan yang terdiri dari stasiun TV berita tvOne, antv dan portal berita VIVA.co.id itu sebesar USD 1,2 miliar (Rp 11,5 triliun) hingga USD 2 miliar.
Awalnya, taipan media Hary Tanoesoedibjo mengakui telah melakukan pembicaraan dengan pihak Bakrie. Hary Tanoe membidik 51 persen saham Bakrie di tubuh VIVA. Alasannya, sebagai sesama pengusaha media, HT ingin membantu Bakrie.

Hary Tanoe dikabarkan telah menawar USD 2 miliar (Rp 19,5 triliun) untuk membeli saham VIVA. Namun, rencana ekspansi bos MNC Grup ini terhenti di tengah jalan. Saat itu, HT menyebut bahwa tvone dan antv batal dijual oleh Bakrie.

Tidak hanya Hary Tanoe yang kepincut menguasai VIVA. CT Corps yang berada di bawah kendali Chairul Tanjung (CT) juga terang-terangan menyatakan keinginannya membeli saham perusahaan media milik Aburizal Bakrie tersebut. Bahkan, CT terlihat lebih ngotot membeli VIVA.

Indikatornya terlihat dari dana yang disiapkan CT yang disebut-sebut mencapai USD 1,8 miliar untuk membeli saham VIVA. CT Corp saat ini sudah menjadi pengendali beberapa media, diantaranya adalah stasiun Trans 7, Trans TV, dan media online detik.com.

Bahkan, CT menantang keseriusan Bakrie menjual VIVA. Pihak Bakrie menyebut bahwa saham VIVA akan dijual jika ada penawar yang menyiapkan dana selangit.

Yang terbaru, muncul nama baru. Adalah CEO VIVA Erick Thohir yang disebut-sebut memiliki peluang paling besar menguasai VIVA. Presiden Komisaris VIVA Anindya Bakrie sama sekali tidak lagi menyinggung soal tawaran Chairul Tandjung (CT) dan Hary Tanoesoedibjo (HT).

Anindya lebih memilih koleganya di internal perusahaan untuk menjadi penguasa VIVA. "Saya sebenarnya milihnya sih ke ET (Erick Tohir) karena dia CEO nya," ujarnya usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) VIVA di di Studio ANTV, Komplek Rasuna Epicentrum, Jakarta, Rabu (5/6).

Erick sendiri sesungguhnya juga masuk jajaran pengusaha media. Melalui kelompok Mahaka, Erick adalah pemilik surat kabar Republika.

Entah pernyataannya tersebut hanya sekadar lelucon atau Anindya ingin memberi sinyal kepada dua penguasa media yang sebelumnya berambisi menguasai VIVA untuk menaikkan penawarannya. Sebab, Anindya melihat dua media televisi yang bernaung di grup VIVA, tengah mengalami pertumbuhan sangat pesat.

Tapi ada faktor lain yang mungkin menjadi bahan pertimbangan. Sebab, jelang pemilu 2014 perseroan berambisi terus menggenjot kinerja dengan Viva untuk meraup keuntungan.

"Ini andalan semua dan bisa disampaikan antv dan tvOne selalu membuat record dalam pendapatan karena program keduanya bagus yang satu entertainment dan berita," ungkapnya.
Dengan munculnya satu nama tersebut, semakin menarik untuk menanti siapa yang bakal menjadi penguasa VIVA.

Sumber :
http://www.merdeka.com/uang/siapa-sanggup-kuasai-viva.html

noreply@blogger.com (rian saadillah sukamdi Yan) 06 Jun, 2013


-
Source: http://besoklagiaja.blogspot.com/2013/06/siapa-sanggup-kuasai-viva.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar