Para warga Perancis akhir pekan lalu berkumpul di daerah Champs-Elysees, Paris, dan menggelar unjuk rasa. Aksi protes yang diikuti oleh hampir 150 ribu orang itu menentang Undang-Undang Pernikahan sejenis, yang sudah disahkan Presiden Perancis, Francis Hollande, pekan lalu.
Stasiun berita BBC, Minggu 26 Mei 2013, melaporkan para pengunjuk rasa ikut membawa beberapa ekor keledai yang menggambarkan sosok Hollande. Keledai itu kemudian dikalungi sebuah poster bertuliskan "saya seekor keledai dan saya memilih Hollande".
Massa yang berasal dari kota Paris datang berbondong-bondong menggunakan kereta dan disambut oleh seorang aktivis bernama Virginie Tellen di stasiun kereta. Namun dia tidak ikut serta dalam unjuk rasa tersebut karena mendapat ancaman dari aktivis kelompok sayap kanan.
Para demonstran yang awalnya menyebar kemudian berkumpul di komplek Les Invalides. Namun unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai kemudian berakhir ricuh.
Pejabat setempat akhirnya menurunkan 4500 polisi ke ibukota Paris untuk mengatasi kerusuhan tersebut. Menurut laporan BBC, kerusuhaan dipicu aksi serang antara para demonstran yang berasal dari aktivis kelompok sayap kanan dengan polisi.
Untuk meredakan kerusuhan, polisi sampai harus melemparkan gas air mata ke seluruh area komplek Les Invalides, yang terdiri dari berbagai bangunan sejarah Perancis. Menurut Menteri Dalam Negeri Perancis, sedikitnya 96 warga Perancis ditahan akibat kerusuhan tersebut.
Stasiun berita BBC, Minggu 26 Mei 2013, melaporkan para pengunjuk rasa ikut membawa beberapa ekor keledai yang menggambarkan sosok Hollande. Keledai itu kemudian dikalungi sebuah poster bertuliskan "saya seekor keledai dan saya memilih Hollande".
Massa yang berasal dari kota Paris datang berbondong-bondong menggunakan kereta dan disambut oleh seorang aktivis bernama Virginie Tellen di stasiun kereta. Namun dia tidak ikut serta dalam unjuk rasa tersebut karena mendapat ancaman dari aktivis kelompok sayap kanan.
Para demonstran yang awalnya menyebar kemudian berkumpul di komplek Les Invalides. Namun unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai kemudian berakhir ricuh.
Pejabat setempat akhirnya menurunkan 4500 polisi ke ibukota Paris untuk mengatasi kerusuhan tersebut. Menurut laporan BBC, kerusuhaan dipicu aksi serang antara para demonstran yang berasal dari aktivis kelompok sayap kanan dengan polisi.
Untuk meredakan kerusuhan, polisi sampai harus melemparkan gas air mata ke seluruh area komplek Les Invalides, yang terdiri dari berbagai bangunan sejarah Perancis. Menurut Menteri Dalam Negeri Perancis, sedikitnya 96 warga Perancis ditahan akibat kerusuhan tersebut.
Diberlakukan Paksa
Di mata salah satu anggota Partai Union for a Popular Movement (UMP), Jacques Myard, UU pernikahan sejenis itu diloloskan oleh partai pemerintah secara paksa. Masih menurut Myard, ada perbedaan yang besar antara pemerintah dengan warganya terkait isu pernikahan.
"Ini merupakan sesuatu yang tidak dapat kami terima karena menyangkut takdir anak-anak kita kelak," ujar Myard.
Selain itu menurut Myard, para pelaku pernikahan sejenis seolah-olah bertindak sebagai Tuhan yang ingin menikah dan tetap dapat memiliki anak dengan cara adopsi.
"Setelah itu akan timbul generasi anak-anak kita kelak di mana tidak ada sosok figur ayah atau ibu," imbuh dia.
Sebelumnya aksi protes juga dilakukan oleh sejarawan, Dominique Venner, dengan bunuh diri di depan altar Gereja Katedral Notre Dame. Dalam pesan bunuh diri yang ditinggalkannya, tertulis jelas dia sangat menentang UU pernikahan sejenis yang disahkan oleh pemerintah Perancis.
Dengan disahkannya UU tersebut, maka Perancis menjadi negara ke-9 di Benua Eropa dan ke-14 di seluruh dunia yang melegalkan pernikahan sesama jenis.
"Ini merupakan sesuatu yang tidak dapat kami terima karena menyangkut takdir anak-anak kita kelak," ujar Myard.
Selain itu menurut Myard, para pelaku pernikahan sejenis seolah-olah bertindak sebagai Tuhan yang ingin menikah dan tetap dapat memiliki anak dengan cara adopsi.
"Setelah itu akan timbul generasi anak-anak kita kelak di mana tidak ada sosok figur ayah atau ibu," imbuh dia.
Sebelumnya aksi protes juga dilakukan oleh sejarawan, Dominique Venner, dengan bunuh diri di depan altar Gereja Katedral Notre Dame. Dalam pesan bunuh diri yang ditinggalkannya, tertulis jelas dia sangat menentang UU pernikahan sejenis yang disahkan oleh pemerintah Perancis.
Dengan disahkannya UU tersebut, maka Perancis menjadi negara ke-9 di Benua Eropa dan ke-14 di seluruh dunia yang melegalkan pernikahan sesama jenis.
Sumber :
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/416048-protes-anti-pernikahan-gay-di-prancis-berakhir-ricuh
noreply@blogger.com (rian saadillah sukamdi Yan) 08 Jun, 2013
-
Source: http://besoklagiaja.blogspot.com/2013/06/protes-anti-pernikahan-gay-di-prancis.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar